Peran Sentral Kerja Sama Selatan-Selatan, Dorong Pembangunan Berkelanjutan

01-09-2024 / B.K.S.A.P.
Anggota BKSAP DPR RI, Dyah Roro Esti, saat pidato pembukaan sesi pertama di IAPF di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024). Foto: Dep/vel

PARLEMENTARIA, Nusa Dua - Kerja Sama Selatan-Selatan (South-South Cooperation/SSC) telah menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di negara-negara Global Selatan. Dalam sesi pertama Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF), anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Dyah Roro Esti, menekankan pentingnya SSC sebagai strategi kritis dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada tahun 2030.


Dyah Roro Esti menjelaskan bahwa Kerja Sama Selatan-Selatan dan Kerja Sama Segitiga telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir. "Kerja sama ini kini mencakup sekitar 28 persen perdagangan global, dengan nilai lebih dari USD 4,5 triliun pada tahun 2020," ujarnya dalam pidato pembukaan sesi pertama di IAPF di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024).


Indonesia, menurut Dyah, telah menjadi pionir dalam mempromosikan SSC sejak Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955. Konferensi tersebut menjadi momen penting di dunia pasca-kolonial, yang mendasari solidaritas dan kolaborasi antar negara-negara Asia dan Afrika.


Saat ini, lebih dari 120 negara berpartisipasi dalam SSC, mendorong upaya global dalam bidang kesehatan, pertanian, pendidikan, dan transformasi digital. Dyah juga menyoroti bahwa SSC berperan penting dalam menghadapi tantangan bersama dan membuka potensi ekonomi di negara-negara berkembang.


Pentingnya kerja sama ini semakin ditekankan dengan proyeksi bahwa populasi Afrika yang terus berkembang akan mencapai 796 juta dalam angkatan kerja pada tahun 2050. "Dengan proyeksi ini, Afrika memiliki peluang besar untuk pengembangan ekonomi yang inklusif," tambah Dyah.


Namun, ia juga mengingatkan bahwa potensi pertumbuhan ini hanya bisa terwujud melalui kerja sama strategis yang efektif. Kerja Sama Selatan-Selatan dan Kerja Sama Segitiga memainkan peran penting dalam hal ini, terutama dalam meningkatkan transformasi digital dan inklusivitas ekonomi.


Dalam forum tersebut, para panelis diundang untuk memberikan pandangan mereka tentang bagaimana SSC dapat dimanfaatkan untuk mendorong pembangunan berkelanjutan. Diskusi ini diharapkan dapat menghasilkan strategi konkret untuk memperkuat kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Afrika. (aha)

BERITA TERKAIT
BKSAP Jembatani Kerja Sama Pendidikan dan Teknologi antara RI dan Kuba
24-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Indonesia dan Kuba telah memperkuat hubungan bilateral yang terjalin sejak 1960. Pada tahun 2025 ini, hubungan diplomatik...
Indonesia-Australia Sepakat Tingkatkan Investasi dan Kerja Sama Pendidikan
24-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Pimpinan Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) kembali menggelar pertemuan dengan duta besar negara sahabat. Kali ini,...
BKSAP Bahas Empat Bidang Strategis Kolaborasi RI dan Belarus
23-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, mengadakan pertemuan kehormatan (courtesy call) dengan...
BKSAP dan WFD Sepakat Tingkatkan Kolaborasi Legislasi dan Perubahan Iklim
23-01-2025 / B.K.S.A.P.
PARLEMENTARIA, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, bertemu dengan delegasi dari Westminster Foundation...